“ Young Saeng menemukanmu tengah terbaring di balkon ini. Apa yang terjadi padamu? Kau tadi menyebut nama Dichan? “ sahut Hyun Joong Hyung.
Aku meceritakan kejadian yang aku alami dan menceritakan juga tentang Dichan. Tapi tak ada satupun dari mereka yang percaya dengan ceritaku. Tapi aku yakin Dichan itu benar-benar ada. Dan bagaimana aku bisa bertemu dengannya lagi. Aku kembali ke kamarku dan aku tidak ingin di ganggu siapapun.
“ Aku takut dengan keadaan Jun. ia mulai bercerita tentang hal yang aneh-aneh “ sahut Hyun Joong.
“ Tunggu sebentar, Hyung kau ingat perkataan tetangga kita tadi siang? “ Tanya Young Saeng.
Menurut tetangga sekitar, rumah ini dulunya pernah ditempati oleh satu keluarga. Keluarga itu meninggal dirumah ini, banyak kabar yang beredar. Ada yang mengatakan bahwa rumah ini di datangi para perampok yang ingin mengambil harta keluarga ini, dan perampok itu membunuh keluarga ini. Ada juga yang mengatakan bahwa mereka mengidap penyakit kronis dan akhirnya meninggal secara bersama-sama di rumah ini.. Ada kabar yang mengatakan bahwa salah satu anak perempuannya selamat dari insiden pembunuhan ini. Tetapi sampai sekarang anak perempuan ini menghilang dan tak ada kabar.
Dan sampai detik ini, rumah ini dibiarkan kosong dalam kurun waktu yang lama. Tidak ada yang berani masuk ke dalam rumah ini. Setiap malam, selalu ada saja suara-suara aneh dari dalam rumah ini. Tetangga-tetangga sekitar sudah terbiasa dengan hal ini.
“ Jadi maksudmu, arwah mereka masih ada didalam rumah ini? “ sahut Hyun Joong.
“ Secara kasat mata iya, tetapi secara logika tidak “ sahut Jung Min.
“ Ya sudahlah, sebaiknya kita tidur saja. Ini sudah larut malam “ sahut Young Saeng.
Keesokan paginya….
Suasana didalam rumah begitu menegangkan,,, “ Hyun Joong Hyung, Jun tidak ada dikamarnya. Ia pergi kemana ya? “ pekik Jung Min.
Segera saja aku dan Jung Min berlari ke atas balkon dan tepat dugaanku bahwa Jun ada di atas balkon persis di sebelah pohon apel itu. Ia tengah memegang buah apel.
Aku dan Jung Min segera mendekatinya dan Jun berbalik menatap kami. Aku tahu bahwa pandangan matanya kosong. “ Kau sedang apa disini? “ tanyaku pada Jun.
“ Aku sedang mengobrol denagn Dichan, “ sahut Jun pelan.
“ Tapi disini tidak ada siapa-siapa, kau bicara dengan siapa? ayo turun ke bawah. Kita sarapan bersama-sama. “ ajak Hyun Joong Hyung.
“ Ehm, nanti saja Hyung. Aku akan menyusul ke bawah “ jawab Jun.
Aku dan Jung Min meninggalkannya di atas balkon. Aku benar-benar tak tega melihat keadaan adikku ini. Entah firasat apa dan kejadian aneh semenjak kami pindah ke rumah ini.
“ Kyu, mana? “ tanyaku pada Jung Min.
“ Ia masih dalam perjalanan “ sahut Jung Min.
Setelah itu Jung Min pergi ke halaman belakang rumah, tentu saja untuk menikmati buah wortel yang ada disana. Sementara Young Saeng tengah pergi ke Toko Buku. Tiba-tiba mataku tertuju pada selembar Koran yang ada diatas lemari. Sepertinya ini Koran lama, berdebu dan kotor. Ini peninggalan dari pemilik rumah.
Aku membaca isi berita yang terterra disitu dan sebuah headline news membuat aku tergidik. Isinya yaitu seorang anak perempuan dari salah satu keluarga menghilang didalam rumahnya sendiri setelah insiden pembunuhan oleh perampok tak dikenal. Gadis ini bernama Dichan, ia tinggal di Jalan Yoongsan No 19. Sampai sekarang tidak ada yang tahu kabarnya, ia dikenal sebagai gadis yang ceria dan sering merawat buah apel yang ada di halaman rumahnya.
Aku menjatuhkan Koran itu, Koran ini sudah 10 tahun yang lalu, dan nama gadis itu sama seperti yang Jun katakana padaku. Aku berlari menuju balkon rumah, tapi balkon rumah begitu sepi. Bulu kudukku langsung merinding, ku lihat disana tidak ada Jun. lantas ia kemana? Tidak mungkin ia pergi, sejak tadi aku ada di dalam rumah.
Tak lama kemudian, ada tangan yang menyentuh pundakku. Dan ternyata ia Kyu.
“ Astaga, Kyu kau menggagetkanku saja “ sahut Hyun Joong.
“ Mianhae Hyung, Waeyo? Wajahmu cemas sekali “ Tanya Kyu Jong.
“ Bacalah Koran ini, dan sekarang Jun tidak ada. Gadis didalam Koran ini yang selalu disebut oleh Jun. kau mengerti maksudku? “ jawabku.
Aku menuju ke kamar Jun dan menemukan ada potret gambar seorang yeoja, aku memperhatikan dengan seksama dan aku membawa potret gambar itu ke luar kamar. Aku menunjukkan potret gambar itu pada Kyu.
Kyu Jong PoV
Setelah mendengar cerita Hyun Joong Hyung, aku merasa kekhwatiranku akan rumah ini semakin nyata. Aku tau hal ini akan terjadi. Aku tahu kalau Jun tidak berbohong, ia benar-benar bertemu dengan Dichan. Tetapi tidak mungkin saatnya aku ceritakan hal ini pada Hyungku. Aku tak ingin terjadi apa-apa dengan Jun. aku harus menunggu saat yang tepat untuk menceritakan hal ini. Apalagi setelah melihat potret gambar seorang yeoja itu sama persis dengan gambar yang ada di Koran ini.
“ Kyu, mengapa kau jadi terdiam? Tanya Hyun Joong padaku.
“ Aniyo, aku hanya merasa kasihan pada Jun. tidak biasa sikapnya seperti itu. Mengenai Koran ini, aku tak tahu pasti apakah Dichan ini yang dimaksud oleh Jun “ sahutku.
“ Tapi kau harus tahu satu hal, bahwa alamat yang tertera di Koran itu adalah alamat rumah ini, rumah yang kita tempati saat ini selain itu bukankan potret ganbar ini sama persis dengan gambar yang ada di Koran ini? “ sahut Hyun Joong.
Aku hanya mengganguk dan segera menuju ke kamarku. Aku merenung di kamarku dan memfokuskan pikiranku. Aku ingin berada di masa 10 tahun yang lalu, aku hanya ingin tahu kebenarannya.
Hyung Jun PoV
Aku bertemu dengannya lagi, setelah aku berhasil menggambar potret dirinya, aku merasa hubungan diantara kami berdua kian dekat. Dan kami berdua saling jatuh cinta. Ia banyak bercerita tentang dirinya, begitu juga dengan aku. Kami menikmati buah apel yang di petik bersama-sama. Rasa buah apel ini semakin manis seperti Dichan yang tengah ada disebelahku.
“ Kau datang Dichan? “ sahut Jun.
“ Aku datang tapi aku hanya ingin mengatakan satu hal padamu. Kita ini didunia yang berbeda, apa kau tidak menyesal di kemudian hari. “ sahut Dichan.
Aku melihat wajahnya, ia begitu serius mengatakan hal ini. Aku sendiri masih binggung melihat ia seperti ini. Tak biasanya ia seperti itu, biasanya ia selalu tenang dalam berbicara dan ceria.
“ Aku tidak menyesal karena aku mencintaimu, kita berada ada didunia yang sama. Sekarang kau berada didekatku dan aku yakin hati kita selalu dekat “ sahut Jun.
BUKKKKKKKKK…….
“ Bangunlah Jun, kau menggigau? “ sahut Jung Min.
Aku menengok ke arah Jung Min dan aku sadar bahwa aku cuma bermimpi. Tapi akau yakin ini nyata. Aku keluar kamar dan melihat bahwa Kyu Hyung dan Hyun Joong Hyung tengah berbicara dengan serius.
“ Jun, kemarilah “ panggil Kyu.
“ Ne, Hyung. Waeyo? “ tanyaku
“ Nanti malam ada pesta di sebuah Cafe, pesta ulang tahun temanku. Ia berharap kita semua bisa datang. Kau harus ikut ya “ ajak Kyu.
Sejujurnya aku benar-benar tidak ingin ikut tapi aku berusaha menghargai para Hyungku yang telah mengajakku. Aku mengiyakan tawarannya.
Hoot Cafe
Kami berlima pergi ke Café untuk menghadiri pesta ulang tahun teman kami. Sedari tadi terdengar hiruk pikuk keramaian. Tentu saja pesona kami berlima membuat para yeoja tertarik pada kami. Beruntung sekali Jung Min dihampiri seorang yeoja, biasanya kan ia yang menghampiri yeoja. Keberuntungan kali ini ada di pihaknya. Yeoja itu berdansa dengan Jung Min. Para hyungku sudah berdansa dengan yeoja-yeoja disana. Dan aku sendiri disini, entah apa yang harus aku lakukan, aku tidak berminat dengan yeoja yang ada disini, padahal dari tadi banyak sekali yeoja yang mendekatiku. Yang kuinginkan hanyalah Dichan, aku sudah jatuh cinta dengannya.
“ Hai, Jun. mau berdansa denganku? “ ajak seorang yeoja.
Aku mengamati wajahnya dan tersenyum “ Dichan “. Aku mulai berdansa dengannya dan merasa bahwa alunan musik ini membuat aku semakin jatuh cinta dengannnya. Hampir setengah jam kami bedua berdansa.
“ Sebaiknya kita duduk dulu, aku akan mengambilkan minum untukmu “ sahutku.
Dichan tersenyum padaku, 1 menit kemudian aku kembali ke tempat dudukku tadi. Tetapi aku tak melihat Dichan. “ Ia pergi kemana? “ batinku. Aku mencarinya ke seluruh ruangan café, tapi aku tak menemukannya.
Setiba di rumah,
“ Kau harus ke psikiater Jun “ sahut Hyun Joong Hyung.
“ Aniyo,,, mengapa aku harus kesana? Aku baik-baik saja “ sahutku.
“ Karena belakangan ini kau mulai bertingkah aneh, kau sering melamun sendiri bahkan kau sering berbicara sendiri “ bentak Hyun Joong Hyung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar